manajemen sampah digital

Penerapan Algoritma Dijkstra dalam Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Lokasi TPS di Medan

Kota Medan menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah perkotaan, di mana salah satu solusi inovatif yang dikembangkan adalah sistem informasi geografis (SIG) berbasis algoritma Dijkstra untuk pemetaan dan pencarian lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) terdekat. Teknologi ini dirancang untuk membantu warga dan petugas kebersihan dalam menemukan titik pembuangan sampah secara efisien, sekaligus mendukung program pengelolaan sampah yang lebih terstruktur di ibu kota Sumatera Utara tersebut.

Integrasi Teknologi SIG dan Algoritma Dijkstra

Sistem ini memanfaatkan kekuatan Sistem Informasi Geografis yang dikombinasikan dengan algoritma Dijkstra, sebuah metode dalam teori graf untuk menemukan jalur terpendek antara simpul (node) dalam graf berbobot. Dalam konteks ini, setiap TPS di Medan direpresentasikan sebagai node dalam jaringan, sementara jalan-jalan yang menghubungkannya menjadi sisi (edge) dengan bobot tertentu berdasarkan jarak atau waktu tempuh.

Implementasi teknologi ini memungkinkan sistem untuk menghitung rute optimal menuju TPS terdekat dari lokasi mana pun di kota. Data spasial yang akurat tentang jaringan jalan Medan menjadi komponen krusial dalam membangun basis data sistem, termasuk informasi tentang akses jalan satu arah, kemacetan rutin, dan hambatan lain yang mungkin mempengaruhi perhitungan rute.

Manfaat Praktis bagi Warga dan Pemerintah Kota

Bagi warga Medan, aplikasi ini memberikan kemudahan dalam menemukan lokasi pembuangan sampah yang legal dan terdekat, mengurangi praktik pembuangan sampah sembarangan. Fitur pencariannya yang responsif dapat menampilkan beberapa opsi TPS berdasarkan kriteria seperti jarak terdekat, waktu tempuh tercepat, atau kapasitas tampung sampah yang tersedia.

Pemerintah Kota Medan mendapatkan keuntungan dari sistem ini melalui kemampuan pemantauan distribusi TPS secara real-time. Data yang terkumpul membantu dalam analisis kebutuhan penambahan atau relokasi TPS, serta evaluasi kinerja pengangkutan sampah. Sistem ini juga terintegrasi dengan laporan warga tentang TPS yang sudah penuh atau membutuhkan perawatan.

Tantangan Implementasi dan Pengembangan Kedepan

Meskipun menjanjikan, penerapan sistem ini menghadapi beberapa tantangan seperti akurasi data yang harus terus diperbarui, adaptasi dengan perubahan tata kota, serta edukasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan teknologi ini secara optimal. Pengembang juga terus bekerja untuk meningkatkan algoritma dengan mempertimbangkan lebih banyak variabel seperti jam operasional TPS dan jadwal pengangkutan sampah.

Ke depan, sistem ini berpotensi dikembangkan lebih lanjut dengan fitur-fitur canggih seperti prediksi kapasitas TPS berbasis machine learning, integrasi dengan sistem pengaduan warga, serta visualisasi 3D untuk perencanaan tata kota yang lebih baik. Inovasi ini menjadi bukti bagaimana teknologi dapat memberikan solusi nyata bagi masalah perkotaan yang kompleks seperti pengelolaan sampah.

Scroll to top